Undangan diperoleh, Serta merta tiket kudu dipesan, suatu hal yang langsung terpikir di otak gue. Sebuah rencana harus disusun sebaik mungkin agar mengunjungi hajatan sahabat di Ungaran Kabupaten Semarang dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Efektif, no problem, yang jadi inti permasalahan adalah bagaimana membuat perjalanan ini menjadi lebih efisien, mengingat gue enggak tau sama sekali Semarang (maklum Sumatranese). Pilihannya tinggal dua, yakni mengunjungi Semarang dengan menggunakan Pesawat Terbang atau Kereta Api. Setelah menelpon call center maskapai sana-sini, menimbang-nimbang, membandingkannya, keputusan sudah bulat yakni menggunakan KA, disamping lebih murah, perjalanan yang direncanakan selepas pulang kerja di jumat malam, terasa pas dengan jadwal resepsi. Rencananya gue akan menginap di KA dengan harapan bisa tidur nyenyak di atas KA. Masalahnya, apa bisa gue tidur nyenyak selama perjalanan, tak ayal tiket Argo Bromo Anggrek tujuan Gambir-Tawang Semarang seharga 265rb harus sudah dibeli dengan pertimbangan kursi bisa direbahkan dan tidur nyaman dibawah hembusan AC.


Setelah kembali segar selepas mandi pagi, penyisiran sudut-sudut kota tua dilanjutkan. kurang dari 1 km berjalan kaki, tibalah di tujuan pertama yakni Gereja Blenduk. Desain arsitektur gereja ini sangat kental dengan nuansa kolonial berbentuk heksagonal. Disebut dengan Gereja Blenduk karena bentuk kubahnya yang bewarna terakota berupa setengah bola yang seakan-akan 'mblenduk'. Nuansa taman tepat di depannya terasa seperti bukan di Indonesia, jika anda yang pernah mengunjungi Kota Perth Ausie, mengunjungi lokasi ini seakan-akan bernostalgia dengan Fremantle WA Australia. Taman ini dikelilingi bangunan-bangunan kuno berasitektur spesifik kolonial yang masih amat terawat.








Sedikit berjalan ke arah barat dari depan Gereja Blenduk, tibalah di terminal kecil dipinggir kanal dan jembatan. Jurus tanya dimainkan, next destination is Masjid Agung Jawa Tengah yang amat tersohor itu. berdasarkan jawaban-jawaban yang cenderung beraneka-ragam, akhirnya jatuh pada jawaban mayoritas yang mengatakan bahwa untuk menuju ke sana harus tiga kali menyambung angkot. Angkot yang pertama, bewarna orange dengan tujuan jurusan ke arah jl.Cipto-Citarum, turun di Perempatan Milo dengan ongkos 2rb kemudian dilanjutkan dengan angkot bewarna kuning jurusan Penggaron-Telogo sari no. 33 byr Rp.3.000 turun di Pom bensin MAJT, terus nyambung lagi ke arah dalam. Kebetulan supir angkot pertama yang gue naikin, bilang kl dia bersedia mengantarkan sampai ke Masjid Agung Jawa Tengah asalkan membayar Rp. 15.000 secepat kilat langsung gue iyakan :) 

Setelah membayar ongkos angkot sebesar 15rb, turun tepat di depan pelataran Masjid Agung Jawa Tengah. Tampak sebuah Masjid dengan arsitektur sangat megah di atas tanah yang sangat luas. Setiap tamu disambut dengan kolam air-mancur yang indah. Masjid ini dihiasi dengan gerbang bertuliskan kaligrafi ayat-ayat suci. Banyak item-item unik di dalam lingkungan masjid yakni Beduk berukuran raksasa, enam payung berukuran raksasa yang bisa membuka dan menutup dengan sistem hidrolik (hanya ada 2 di dunia, satunya lagi diadopsi di Masjid Nabawi), dan Menara Asmaul Husna setinggi 99 meter.

Ungaran menyimpan potensi alam yang sangat indah, namun sayangnya letak antar objek wisata lumayan berjauhan, tak ayal gue memutuskan untuk mengunjungi satu saja objek wisata yang letaknya paling dekat dari lokasi Resepsi (gedung DPRD Ungaran) yaitu Pagoda Kwan Im yang terletak di komplek Vihara Budha Gaya Watugong. Letaknya tepat di depan Makodam IV/Diponegoro Semarang. Untuk menuju lokasi ini dapat langsung dari kota Semarang, menggunakan bus berukuran sedang bewarna merah tujuan Semarang-Ungaran yang melintasi Tugu Muda dengan ongkos 3rb. Jika dari arah Ungaran seperti yang gue lakukan, dari depan Sate Pak Kempleng di Jl. Diponegoro harus menyambung angkot 2 kali, angkot pertama bercat kuning menuju pasar ungaran dilanjutkan dengan angkot bercat kuning juga berhenti tepat di depan Makodam Jl. Perintis Kemerdekaan dengan ongkos 2rb. Memasuki objek wisata ini tidak dikenakan biaya, asalkan izin terlebih dahulu di pos keamanan. Hal menarik yang ada di Vihara ini, pastinya adalah Pagoda mengingat sangat jarang menemukan pagoda di Indonesia. Pagoda ini memiliki tinggi 39 meter dengan patung sang Budha bewarna keemasan di dalamnya. Patung Dewi Welas Asih berdiri tegak didepan pagoda menghadap ke arah Kota Semarang. Arsitektur dari pagoda ini sangat indah dan kaya ornamen khas Negeri Tiongkok, sampai-sampai banyak yang mengira foto-foto yang gue ambil disini, bukan di Indonesia. Selain Pagoda, terdapat juga Patung Sang Budha yang sedang tidur berukuran raksasa, kolam teratai, Vihara, dan sarana bermain anak. Kabarnya, di lokasi ini akan dibangun Patung sang Budha tertinggi di Indonesia dengan tinggi 36 m.





Info: Hotel Merbabu, Jl. Pemuda 122-124, Semarang (024) 3457491, 3457492, 3554991, 3557982, dengan tarif Family A (4 Org) Rp 395rb, family B (3Org) Rp 310rb, Family B (3 Org) Rp 300rb, Suite Rp 305rb, Deluxe Rp 300 rb, Superior Rp 275rb, Standard Rp 240rb, Ekonomi single (1 org) Rp 90rb, ekonomi A (AC) Rp 80rb, ekonomi B (Non AC) 60rb, extra Mattress Rp 80 rb. Fasilitas (Std, Spr,Del, Fam, Suite) :AC Split, Tel, TV, Km. Mandi dalam, Air Panas/Dingin. & Kulkas (Fam, Suite, & Del).
Ctt: Tarif 2010
*Continued>>>
Ctt: Tarif 2010

0 comments:
Post a Comment