Lombok and Sumbawa, Tourism Adv Video of Visit Lombok Sumbawa 2012

Lombok and Sumbawa Islands, another beautiful islands in Indonesia beside Bali. The unique culture (Sasak Tribe in Lombok or Sumbawa Tribe in Sumbawa), moslem majority area make us easily to find halal and delicious foods, such great wave for surfer, and new modern international airport which will officially launched in no time will make our trip so comfortable. Moreover, its not only provide many cheap hotels for backpacker, but also many luxurious hotel for 5 stars traveller. so lets Visit Lombok and Sumbawa...



Source : http://www.youtube.com/watch?v=ySmAVG49xqM

Visit Indonesia Year 2010, New TV Comercial Ads

This is the latest Comercial Advertisement for Indonesia Tourism. This Ads potrays Indonesia in daily life in naturally beautiful scene. Frankly, its looked different from the neighbor state's tourism TVC. You can see the real Completely Asia  in Indonesia, from backpack to luxury travel... Moreover, you can visit lot of beautiful places from Sabang (Aceh) to Marauke (papua). Wait a minute, there are additional bonuses for you... many delicious foods, comfortable hotels with a cheap rate up to five stars, rich culture, conected transportation, and a friendly peoples. Please come and get Inspired in Indonesia...


Source : http://www.youtube.com/watch?v=YIWGq9XGaro ( Uploader : byuaholic )

Jadwal Buka dan Harga Tiket PRJ 2010

Hari Biasa : mulai pukul 15.30 hingga 22.00

Hari Sabtu dan Minggu : mulai pukul 10.00 hingga 23.00

Harga tiket masuk Jakarta Fair : Rp 15 ribu pada hari Senin sampai Kamis

Rp 20 ribu untuk Jumat sampai Minggu.

Sumber : http://www.jakartafair.biz/


Peta Menuju Lokasi:
Denah Lokasi:

PRESS RELEASE

PEMBUKAAN JAKARTA FAIR 2010

Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair 2010 dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 10 Juni 2010, di Arena PRJ Kemayoran Jakarta Pusat. Event pameran, promosi bisnis, dan pagelaran seni budaya terbesar di Indonesia tersebut diikuti oleh 2.500 perusahaan, 27 propinsi, dan ratusan pengusaha kecil serta koperasi dari seluruh Indonesia.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Jakarta Fair diselenggarakan di Arena Pekan Raya Jakarta, yang berlokasi di kawasan eks Bandara Kemayoran Jakarta Pusat. Event ini akan menjadi ajang promosi bisnis, pameran, dan hiburan terbesar selama 32 hari atau dengan durasi waktu paling lama di Indonesia. Jakarta Fair diselenggarakan untuk ke 43 kalinya dalam rangka memperingati HUT Kota Jakarta Ke-483.

Jakarta Fair yang merupakan ajang berbagai kegiatan marketing, promosi, pameran, promosi budaya, dan festival musik nonstop selama 32 hari penuh, akan dibuka setiap hari mulai pukul 15.30 hingga 22.00 pada hari biasa, dan mulai pukul 10.00 hingga 23.00 pada hari Sabtu dan Minggu. Harga tiket masuk Jakarta Fair tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp 15 ribu pada hari Senin sampai Kamis dan Rp 20 ribu untuk Jumat sampai Minggu.

Berbagai produk unggulan dalam negeri serta hasil produksi industri kecil, UKM, dan koperasi akan dipamerkan dalam event ini. Pihak panitia membagi zona pameran ke dalam 13 zona, meliputi hall-A untuk produk furniture dan otomotif, hall-B anjungan Pemprov DKI, BUMN, dan 27 Pemprov lain dari seluruh Indonesia, hall B3 produk garment dan multiproduk, hall C stand Pemda, UKM, koperasi, hall D produk perbankan, home appliance, produk telekomunikasi, elektronik, sport and health,kosmetik, aksesoris, medicine, hall D3 handphone, suvenir, tas, accessories, produk herbal, multiproduct, arena hiburan anak-anak, hall E property and travel, Plaza GPN untuk aksesoris sepeda motor, openspace untuk otomotif dan branded product, serta Gambir Expo untuk branded fashion, food court, otomotif, dan sarana permainan.

Gelaran PRJ tahun ini memberikan sesuatu yang baru dari tahun lalu, tercermin dari adanya penambahan zona untuk pameran aksesoris sepeda motor yang ditempatkan di Plaza GPN dekat dengan tempat parkir sepeda motor. Zona ini dirancang dengan menggunakan special design agar lebih menarik bagi pengunjung. Zona baru lainnya adalah zona pameran property and travel yang menempati Hall E.

Peserta dari kalangan pemerintah daerah semakin banyak, yaitu Pemprov DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Aceh, Jambi, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Kalimatan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Bangka Belitung, DIY, Bengkulu, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Lampung, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, dan Banten. Pemprov Sulawesi Barat tahun ini absen karena mengikuti pameran internasional di Shanghai China yang waktunya bersamaan, sedangkan Pemprov Papua dan Papua Barat membatalkan partisipasi mereka dengan alasan waktu dan lokasi.

Total jumlah peserta PRJ tahun ini adalah sebanyak 2.500 perusahaan yang akan menempati 1.500 stand. Dengan semakin banyaknya produk maupun jasa pendukung dalam pameran ini, buyers dan pengunjung pun akan memiliki lebih banyak pilihan sesuai keinginan mereka.

Panggung musik spektakuler nonstop selama 32 hari akan diramaikan oleh berbagai artis penyanyi dan band papan atas Indonesia diantaranya adalah Agnes Monica, Superman is Dead, Iwan Fals, Kerispatih, ST 12, Tony Q, Boomerang, Gigi, Sheila on 7, The Changcuters, TRIAD, Dewa, Andra & Backbone, Pas Band, The Upstairs, Maliq&D essential, Netral, Padi, Slank, Tipe-ex, Ungu, Cokelat, Nidji, Godbless dan Naif.

Tahun ini Jakarta Fair juga akan dimeriahkan oleh performance dari penyanyi kulit hitam terkenal asal Amerika Serikat Keith Martin. Ia terkenal dengan hit-nya yang berjudul Because of You yang cukup digemari di Indonesia, dan akan tampil satu panggung dengan penyanyi papan atas Indonesia Glenn Fredly.

Harga tiket untuk pengunjung Jakarta Fair 2010 tetap sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp 15.000 pada hari biasa, dan Rp 20.000 pada akhir pekan. Dengan tiket seharga tersebut pengunjung dapat mengunjungi seluruh stand yang ada serta dapat menonton seluruh pertunjukan musik dan pertunjukan budaya yang ada.

Semua tiket masuk berupa karcis elektronik smart-card, yang dapat dibeli di pintu-pintu masuk. Terdapat 7 buah pintu masuk untuk pengunjung, yakni Pintu A, Pintu D, Pintu F, Pintu G, Pintu L, Pintu I-1, Pintu K, dan Pintu 2.

Seluruh area yang dipergunakan untuk PRJ adalah 44 hektar, mencakup 13 zona pameran dan sarana prasarana lain seperti tempat parkir dengan kapasitas lebih dari 9.000 mobil dan 25.000 sepeda motor, masjid, danau, dan lain-lain. Panitia menyediakan musholla di setiap hall yang digunakan untuk pameran. Arena PRJ Kemayoran juga memiliki lebih 63 titik toilet dan 30 titik toilet portabel untuk pengunjung PRJ 2010, dengan jumlah total urinoir mencapai lebih dari 800 buah.***

Sumber : http://www.jakartafair.biz/

Pantai Kiluan, Video Tarian Lumba-Lumba (Dolphin's Dance)






Anda ingin melihat Lumba-Lumba menari dalam jumlah puluhan bahkan mungkin ratusan di Indonesia? bukan hanya ada di Lovina atau Tanjung Benoa Bali, Pantai Kiluan Lampung ternyata menyimpan potensi tersembunyi, disana menjadi habitat alami ratusan Lumba-Lumba yang tidak malu-malu berinteraksi dengan kita. Pantai Kiluan (Teluk Kiluan) di Tanggamus Lampung sekitar 3-4 jam perjalanan darat dari Ibukota Bandar Lampung melalui Teluk Betung - Lempasing - Pesawaran - Pangkalan AL - Kelumbayan (Ds. Bawang) - Teluk Kiluan.Perjalanan menuju kesana terasa seperti petualangan tersendiri, dengan jalan yg cukup bagus tp hanya sampai dengan Pangkalan AL.sepanjang perjalanan kita akan ditemani pemandangan yang indah dgn hamparan sawah, tambak, pantai yg indah dan rumah-rumah tradisional khas Lampung dan Bali (pendatang dari Sunda, Jawa dan Bali.

Teluk Kiluan ombaknya luar biasa. Terdapat batu karang berbentuk candi sehingga dinamakan Batu Candi, karang yang bewarna merah yakni Batu Suluh(Ctt: Suluh adalah bahasa lampung dari merah).


Terdapat Pulau kecil bernama Pulau Kelapa dimana terdapat penginapan. Pantainya putih bersih putih dan terdapat laguna di dekatnya. Menuju Laguna rutenya cukup sulit dengan batu karang yang besar dan tajam. Selain itu terdapat kuburan Pangeran Arya, pendiri daerah Kiluan.


Backpacker di Semarang: City Tour Tips - Part II


Hal-hal yang gue suka mengenai Semarang yakni destinasi wisata di kota ini letaknya saling berdekatan, kotanya bersih, masyarakatnya ramah, lingkungannya asri, tidak terlalu berpolusi, tidak macet, dan kulinernya cocok di lidah. City Tour Hari ke 2 di Kota Semarang diawali di pagi hari menyelusuri Jalan Pemuda menuju Lawang Sewu dan Tugu Muda menyisiri trotoar berbata-block yang lebar dan rapi. Beragam aktivitas masyarakat setempat untuk berolahraga dapat kita temukan khususnya di pelataran taman Tugu Muda yang menjadi icon Kota Semarang. Setelah mengambil beberapa gambar dengan latar Tugu Muda dan Gedung Lawang Sewu. Gue berencana menuju Kuil Sam Poo Kong di daerah Gedung Batu.

Untuk mencapai Kuil Sam Poo Kong di daerah Gedung Batu dari sekitar Tugu Muda sebaiknya kita menyeberang jalan ke sisi Gereja (dekat Tugu Muda) di bawah ini karena dekat dengan jalan yang menuju arah kesana.

Info yang gue peroleh ternyata kendaraan yang melintasi klenteng tersebut amat jarang, setelah bertanya dengan Pak Polisi, gue disarankan untuk menggunakan Taksi. Ternyata untuk menuju ke daerah Gedung Batu hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit. (dengan ongkos taksi Rp 15rb). Tiba di lokasi, tampak dari luar klenteng ini tampak seperti rumah ibadah lazimnya. Untuk masuk ke dalam di kenakan tarif Rp 3rb (untuk Turis Lokal) atau Rp10rb (untuk Turis Asing). Sekedar informasi, Klenteng ini dibangun oleh seorang utusan dari Tiongkok yang bernama Sam Poo Tay Djien dalam lawatannya ke Semarang dari rangkaian kunjungannya ke negara-negara Asia. Jujur ini merupakan tempat wisata terbaik selama kunjungan 2 hari gue di semarang. Klentengnya begitu indah karena setiap aspek ornamen-ornamen interior dan eksterior begitu kental nuansa Tiongkok dipadu dengan bentuk atap joglo. Mungkin gue salah satu orang yang terbilang beruntung, karena diizinkan untuk memasuki dalam klenteng tanpa dipungut biaya hehehehe seharusnya untuk memasuki ke dalam klenteng dipungut biaya lagi sebesar Rp 20rb untuk turis lokal atau Rp 30rb untuk Turis asing. Bagi yang tidak ingin berfoto di dalam klenteng, diizinkan untuk menikmati dari sisi luar bangunan klenteng alias di halamannya saja (umumnya dilakukan turis lokal). Sisi halaman klenteng sudah sangat indah untuk mengabadikan gambar, di tempat ini kita bisa berfoto dengan beraneka ragam patung termasuk patung Laksamana Cheng Hoo yang konon beragama Islam atau sekedar berfoto dengan latar belakang Klenteng dan miniatur Kota Terlarang.






Masih tersisa 2-3 jam untuk mengunjungi satu objek wisata lagi di Kota Semarang sebelum Argo Anggrek menjemput pulang menuju Jakarta tepat tengah hari. Langsung terlintas di pikiran untuk mengunjungi Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Museum Jamu Jago yang terletak dalam satu komplek. langsung saja tancap gas dan argo mulai diputar, Taksi adalah pilihan terbaik di situasi yang mepet, Rp 30 ribu terpaksa harus dirogoh dari kantung saku untuk membayar ongkos taksi dari Klenteng di daerah Gedung Batu sampai dengan Museum MURI di Jl. Setiabudi no.179 Srondol Semarang. Keistimewaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) kabarnya karena disana menyimpan catatan prestasi terbaik dari orang-orang Indonesia yang unik dan langka. Sementara itu, Museum jamu Jago memiliki koleksi peralatan tradisional pembuatan jamu pada masa lalu. Namun setiba di sana, hanya kekecewaan yang gue dapat, ternyata kedua museum tersebut tidak buka di hari libur sabtu dan minggu, hal yang aneh dan cukup janggal bagi para wisatawan. So, gue harus berpuas diri dengan hanya berfoto di depan patung icon dari Jamu Jago yaitu Patung Ayam Jago kekekeke...



Ternyata waktu 2 hari melakukan City Tour cukup efektif dan efisien untuk menikmati setiap jengkal Kota Semarang. Semarang dengan Kota Tuanya yang terawat, bangunan-bangunan bersejarah, bangunan modern, makanannya yang lezat, dan pusat oleh-oleh dalam radius yang saling berdekatan menjadi nilai tambah bagi Semarang untuk bersaing dengan kota lain sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia. Letak Stasiun Tawang dan Bandara Ahmad Yani yang letaknya dekat dari pusat kota menjadikan perjalanan tidak terlalu melelahkan dan enteng di ongkos. Apalagi saat ini telah tersedia Bus Trans Semarang dengan rute mengelilingi kota + Halte Busway versi mini dr halte Busway di Jakarta. Keramah-tamahan warga semarang merupakan pemanis perjalanan gue kali ini (End).


Backpacker di Semarang: City Tour Tips - Part I

Undangan diperoleh, Serta merta tiket kudu dipesan, suatu hal yang langsung terpikir di otak gue. Sebuah rencana harus disusun sebaik mungkin agar mengunjungi hajatan sahabat di Ungaran Kabupaten Semarang dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Efektif, no problem, yang jadi inti permasalahan adalah bagaimana membuat perjalanan ini menjadi lebih efisien, mengingat gue enggak tau sama sekali Semarang (maklum Sumatranese). Pilihannya tinggal dua, yakni mengunjungi Semarang dengan menggunakan Pesawat Terbang atau Kereta Api. Setelah menelpon call center maskapai sana-sini, menimbang-nimbang, membandingkannya, keputusan sudah bulat yakni menggunakan KA, disamping lebih murah, perjalanan yang direncanakan selepas pulang kerja di jumat malam, terasa pas dengan jadwal resepsi. Rencananya gue akan menginap di KA dengan harapan bisa tidur nyenyak di atas KA. Masalahnya, apa bisa gue tidur nyenyak selama perjalanan, tak ayal tiket Argo Bromo Anggrek tujuan Gambir-Tawang Semarang seharga 265rb harus sudah dibeli dengan pertimbangan kursi bisa direbahkan dan tidur nyaman dibawah hembusan AC.
Tibalah gue di Stasiun Tawang-Semarang pada pukul 7 pagi, setelah menempuh perjalanan kurang-lebih 8 jam dari jadwal semula yang diperkirakan hanya memakan waktu 6 jam (kerusakan lokomotif 2 jam di Jatinegara). Nothing special di dalam lingkungan stasiun, sekilas mirip dengan stasiun Jatinegara. melangkah ke depan stasiun dipenuhi beragam merk taksi mulai dari Bluebird Group, Express, taksi merk lokal, dan yang terlihat dominan adalah Kosti. Karena tujuan awal gue agar kunjungan ini lebih bermakna, maka berbagai tawaran untuk menggunakan taksi langsung gue tampik. Wuiiittsss... tepat didepan stasiun Tawang kita disuguhi pemandangan Kota Tua, sedikit mirip dengan Kota Tua Jakarta, yang membedakannya adalah Kota Tua disini jauh lebih terawat. Yang isitimewa adalah keberadaan Polder Tawang tepat didepan stasiun, menurut info yang gue dapat, situ buatan ini berfungsi sebagai sistem pengendalian air yang melindungi dari air limpahan yang berasal dari luar kawasan dan mengendalikan muka air di dalam kota lama. Bentuknya menarik lengkap dengan pintu airnya, serasa di Neitherland... uniknya beberapa orang sibuk menciduk2 air di dalamnya, ternyata mereka sibuk mencari cacing yang menjadi pakan ikan. Dengan berbekal tanya sana-sini, perlahan tapi pasti gue menyisiri jalan-jalan berbata-block yang rapi ke arah barat dengan tujuan Gereja Blenduk. Sepanjang perjalanan disuguhi bangunan-bangunan peninggalan kolonial. Ada satu bangunan bercat putih yang masih terawat yakni bekas sebuah pabrik rokok bermerk Praoe Lajar (Baca:Perahu Layar), didekat situlah gue mandi di MCK, tapi bersih kok kekekeke....

Setelah kembali segar selepas mandi pagi, penyisiran sudut-sudut kota tua dilanjutkan. kurang dari 1 km berjalan kaki, tibalah di tujuan pertama yakni Gereja Blenduk. Desain arsitektur gereja ini sangat kental dengan nuansa kolonial berbentuk heksagonal. Disebut dengan Gereja Blenduk karena bentuk kubahnya yang bewarna terakota berupa setengah bola yang seakan-akan 'mblenduk'. Nuansa taman tepat di depannya terasa seperti bukan di Indonesia, jika anda yang pernah mengunjungi Kota Perth Ausie, mengunjungi lokasi ini seakan-akan bernostalgia dengan Fremantle WA Australia. Taman ini dikelilingi bangunan-bangunan kuno berasitektur spesifik kolonial yang masih amat terawat.

Sedikit berjalan ke arah barat dari depan Gereja Blenduk, tibalah di terminal kecil dipinggir kanal dan jembatan. Jurus tanya dimainkan, next destination is Masjid Agung Jawa Tengah yang amat tersohor itu. berdasarkan jawaban-jawaban yang cenderung beraneka-ragam, akhirnya jatuh pada jawaban mayoritas yang mengatakan bahwa untuk menuju ke sana harus tiga kali menyambung angkot. Angkot yang pertama, bewarna orange dengan tujuan jurusan ke arah jl.Cipto-Citarum, turun di Perempatan Milo dengan ongkos 2rb kemudian dilanjutkan dengan angkot bewarna kuning jurusan Penggaron-Telogo sari no. 33 byr Rp.3.000 turun di Pom bensin MAJT, terus nyambung lagi ke arah dalam. Kebetulan supir angkot pertama yang gue naikin, bilang kl dia bersedia mengantarkan sampai ke Masjid Agung Jawa Tengah asalkan membayar Rp. 15.000 secepat kilat langsung gue iyakan :)
Setelah membayar ongkos angkot sebesar 15rb, turun tepat di depan pelataran Masjid Agung Jawa Tengah. Tampak sebuah Masjid dengan arsitektur sangat megah di atas tanah yang sangat luas. Setiap tamu disambut dengan kolam air-mancur yang indah. Masjid ini dihiasi dengan gerbang bertuliskan kaligrafi ayat-ayat suci. Banyak item-item unik di dalam lingkungan masjid yakni Beduk berukuran raksasa, enam payung berukuran raksasa yang bisa membuka dan menutup dengan sistem hidrolik (hanya ada 2 di dunia, satunya lagi diadopsi di Masjid Nabawi), dan Menara Asmaul Husna setinggi 99 meter.

Akan sangat rugi jika mengunjungi masjid ini tetapi tidak naik ke puncak menara Masjid ini, karena di tempat ini adalah the best place to watch Semarang City clearly and completely. View yang dapat kita lihat sangat luas mulai dari pelabuhan hingga Kota Semarang yang semarak, dari sawah hingga bangunan kota yang modern. cukup membayar infaq tiket 5rb perak kita dapat naik ke puncak lt.19 menggunakan lift. Pemandangan Landscape Kota Semarang terlihat sangat indah sesampai di puncak tertinggi, udaranya begitu segar. Bagi yang ingin menggunakan Teropong dapat menyewanya dengan tarif 500 rupiah per 1 menit (uang logam Rp 500 kuning yang dapat ditukar di meja penukaran), gantian ya.. mengingat banyak sekali peminatnya. Bagi yang perutnya terasa lapar, disediakan restoran di lt.18 (saran:sebaiknya menggunakan tangga untuk turun), menu spesial di resto ini adalah Bakso Kotak. Di awal beroperasinya resto ini, yang menjadi hal yang spesial adalah restoran ini dapat berputar 360 derajat, namun saat gue berkunjung, menurut info yang gue peroleh, ternyata sudah tidak dapat beroperasi alias sudah rusak. Di Lantai 3 menara ini terdapat Museum yang menyimpan berbagai benda koleksi bersejarah yang menjadi bukti penyebaran Islam di tanah Jawa Tengah.



Perjalanan dilanjutkan menuju tujuan utama dari perjalanan ini yakni Ungaran, guna menghandiri pesta pernikahan sahabat. Dengan menggunakan angkot dengan rute yang sama, turun di perempatan milo, Jl. Cipto dilanjutkan menggunakan bus berukuran sedang dengan tujuan Ungaran (lagi-lagi jurus tanya dikerahkan). Dengan membayar ongkos Rp.7500, perjalanan memakan waktu kurang dari 1 jam dengan sebagian perjalanan memotong melewati jalan tol. Ungaran terletak di daerah perbukitan dengan udara yang lebih sejuk. Setelah numpang berganti pakaian di Resto Sate Sapi Pak Kempleng dilanjutkan dengan menghadiri pesta, maaf ya gak bisa lama-lama, pokoke met ya sis n bro...
Ungaran menyimpan potensi alam yang sangat indah, namun sayangnya letak antar objek wisata lumayan berjauhan, tak ayal gue memutuskan untuk mengunjungi satu saja objek wisata yang letaknya paling dekat dari lokasi Resepsi (gedung DPRD Ungaran) yaitu Pagoda Kwan Im yang terletak di komplek Vihara Budha Gaya Watugong. Letaknya tepat di depan Makodam IV/Diponegoro Semarang. Untuk menuju lokasi ini dapat langsung dari kota Semarang, menggunakan bus berukuran sedang bewarna merah tujuan Semarang-Ungaran yang melintasi Tugu Muda dengan ongkos 3rb. Jika dari arah Ungaran seperti yang gue lakukan, dari depan Sate Pak Kempleng di Jl. Diponegoro harus menyambung angkot 2 kali, angkot pertama bercat kuning menuju pasar ungaran dilanjutkan dengan angkot bercat kuning juga berhenti tepat di depan Makodam Jl. Perintis Kemerdekaan dengan ongkos 2rb. Memasuki objek wisata ini tidak dikenakan biaya, asalkan izin terlebih dahulu di pos keamanan. Hal menarik yang ada di Vihara ini, pastinya adalah Pagoda mengingat sangat jarang menemukan pagoda di Indonesia. Pagoda ini memiliki tinggi 39 meter dengan patung sang Budha bewarna keemasan di dalamnya. Patung Dewi Welas Asih berdiri tegak didepan pagoda menghadap ke arah Kota Semarang. Arsitektur dari pagoda ini sangat indah dan kaya ornamen khas Negeri Tiongkok, sampai-sampai banyak yang mengira foto-foto yang gue ambil disini, bukan di Indonesia. Selain Pagoda, terdapat juga Patung Sang Budha yang sedang tidur berukuran raksasa, kolam teratai, Vihara, dan sarana bermain anak. Kabarnya, di lokasi ini akan dibangun Patung sang Budha tertinggi di Indonesia dengan tinggi 36 m.

Setelah puas mengambil beberapa gambar disini, gue memutuskan untuk kembali ke Kota Semarang (menggunakan bus ukuran sedang bewarna merah tujuan Jl. Pemuda Semarang dengan ongkos Rp3rb) untuk Check-In di hotel yang sebelumnya sudah gue booking dari Jakarta. Dari referensi hotel dari teman asli Semarang, mereferensikan sebuah hotel bernama Merbabu, selain harganya terjangkau, hotel ini memiliki letak yang sangat strategis yaitu berada di pusat kota yaitu Jl. Pemuda dekat dengan Tugu Muda, Lawang Sewu, kantor-kantor pemerintahan, pusat jajanan. Lokasi tepatnya yaitu berada di samping Mall Paragon dan di depan Hotel Novotell Semarang. Kamar yang gue sewa bertarif 240rb per malam dengan fasilitas 2 bed, AC, TV, kamar mandi dalam, air panas, dan sarapan di cafe untuk 2 orang. Kamarnya cukup bersih dan nyaman, yang paling penting adalah ACnya bekerja dengan baik mengingat Semarang terkenal dengan cuaca yang panas dan lembab. Sebelum melanjutkan city tour untuk membeli buah tangan khas semarang sore ini, gue memutuskan untuk melepas lelah sejenak di hotel.


Info: Hotel Merbabu, Jl. Pemuda 122-124, Semarang (024) 3457491, 3457492, 3554991, 3557982, dengan tarif Family A (4 Org) Rp 395rb, family B (3Org) Rp 310rb, Family B (3 Org) Rp 300rb, Suite Rp 305rb, Deluxe Rp 300 rb, Superior Rp 275rb, Standard Rp 240rb, Ekonomi single (1 org) Rp 90rb, ekonomi A (AC) Rp 80rb, ekonomi B (Non AC) 60rb, extra Mattress Rp 80 rb. Fasilitas (Std, Spr,Del, Fam, Suite) :AC Split, Tel, TV, Km. Mandi dalam, Air Panas/Dingin. & Kulkas (Fam, Suite, & Del).
Ctt: Tarif 2010

*Continued>>>