Source : http://www.youtube.com/watch?v=ySmAVG49xqM
Lombok and Sumbawa, Tourism Adv Video of Visit Lombok Sumbawa 2012
Source : http://www.youtube.com/watch?v=ySmAVG49xqM
Visit Indonesia Year 2010, New TV Comercial Ads
Jadwal Buka dan Harga Tiket PRJ 2010
Hari Biasa : mulai pukul 15.30 hingga 22.00
Hari Sabtu dan Minggu : mulai pukul 10.00 hingga 23.00
Harga tiket masuk Jakarta Fair : Rp 15 ribu pada hari Senin sampai Kamis
Rp 20 ribu untuk Jumat sampai Minggu.
Sumber : http://www.jakartafair.biz/
Peta Menuju Lokasi:
Denah Lokasi:
PRESS RELEASE
PEMBUKAAN JAKARTA FAIR 2010
Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair 2010 dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 10 Juni 2010, di Arena PRJ Kemayoran Jakarta Pusat. Event pameran, promosi bisnis, dan pagelaran seni budaya terbesar di Indonesia tersebut diikuti oleh 2.500 perusahaan, 27 propinsi, dan ratusan pengusaha kecil serta koperasi dari seluruh Indonesia.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Jakarta Fair diselenggarakan di Arena Pekan Raya Jakarta, yang berlokasi di kawasan eks Bandara Kemayoran Jakarta Pusat. Event ini akan menjadi ajang promosi bisnis, pameran, dan hiburan terbesar selama 32 hari atau dengan durasi waktu paling lama di Indonesia. Jakarta Fair diselenggarakan untuk ke 43 kalinya dalam rangka memperingati HUT Kota Jakarta Ke-483.
Jakarta Fair yang merupakan ajang berbagai kegiatan marketing, promosi, pameran, promosi budaya, dan festival musik nonstop selama 32 hari penuh, akan dibuka setiap hari mulai pukul 15.30 hingga 22.00 pada hari biasa, dan mulai pukul 10.00 hingga 23.00 pada hari Sabtu dan Minggu. Harga tiket masuk Jakarta Fair tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp 15 ribu pada hari Senin sampai Kamis dan Rp 20 ribu untuk Jumat sampai Minggu.
Berbagai produk unggulan dalam negeri serta hasil produksi industri kecil, UKM, dan koperasi akan dipamerkan dalam event ini. Pihak panitia membagi zona pameran ke dalam 13 zona, meliputi hall-A untuk produk furniture dan otomotif, hall-B anjungan Pemprov DKI, BUMN, dan 27 Pemprov lain dari seluruh Indonesia, hall B3 produk garment dan multiproduk, hall C stand Pemda, UKM, koperasi, hall D produk perbankan, home appliance, produk telekomunikasi, elektronik, sport and health,kosmetik, aksesoris, medicine, hall D3 handphone, suvenir, tas, accessories, produk herbal, multiproduct, arena hiburan anak-anak, hall E property and travel, Plaza GPN untuk aksesoris sepeda motor, openspace untuk otomotif dan branded product, serta Gambir Expo untuk branded fashion, food court, otomotif, dan sarana permainan.
Gelaran PRJ tahun ini memberikan sesuatu yang baru dari tahun lalu, tercermin dari adanya penambahan zona untuk pameran aksesoris sepeda motor yang ditempatkan di Plaza GPN dekat dengan tempat parkir sepeda motor. Zona ini dirancang dengan menggunakan special design agar lebih menarik bagi pengunjung. Zona baru lainnya adalah zona pameran property and travel yang menempati Hall E.
Peserta dari kalangan pemerintah daerah semakin banyak, yaitu Pemprov DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Aceh, Jambi, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Kalimatan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Bangka Belitung, DIY, Bengkulu, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Lampung, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, dan Banten. Pemprov Sulawesi Barat tahun ini absen karena mengikuti pameran internasional di Shanghai China yang waktunya bersamaan, sedangkan Pemprov Papua dan Papua Barat membatalkan partisipasi mereka dengan alasan waktu dan lokasi.
Total jumlah peserta PRJ tahun ini adalah sebanyak 2.500 perusahaan yang akan menempati 1.500 stand. Dengan semakin banyaknya produk maupun jasa pendukung dalam pameran ini, buyers dan pengunjung pun akan memiliki lebih banyak pilihan sesuai keinginan mereka.
Panggung musik spektakuler nonstop selama 32 hari akan diramaikan oleh berbagai artis penyanyi dan band papan atas Indonesia diantaranya adalah Agnes Monica, Superman is Dead, Iwan Fals, Kerispatih, ST 12, Tony Q, Boomerang, Gigi, Sheila on 7, The Changcuters, TRIAD, Dewa, Andra & Backbone, Pas Band, The Upstairs, Maliq&D essential, Netral, Padi, Slank, Tipe-ex, Ungu, Cokelat, Nidji, Godbless dan Naif.
Tahun ini Jakarta Fair juga akan dimeriahkan oleh performance dari penyanyi kulit hitam terkenal asal Amerika Serikat Keith Martin. Ia terkenal dengan hit-nya yang berjudul Because of You yang cukup digemari di Indonesia, dan akan tampil satu panggung dengan penyanyi papan atas Indonesia Glenn Fredly.
Harga tiket untuk pengunjung Jakarta Fair 2010 tetap sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp 15.000 pada hari biasa, dan Rp 20.000 pada akhir pekan. Dengan tiket seharga tersebut pengunjung dapat mengunjungi seluruh stand yang ada serta dapat menonton seluruh pertunjukan musik dan pertunjukan budaya yang ada.
Semua tiket masuk berupa karcis elektronik smart-card, yang dapat dibeli di pintu-pintu masuk. Terdapat 7 buah pintu masuk untuk pengunjung, yakni Pintu A, Pintu D, Pintu F, Pintu G, Pintu L, Pintu I-1, Pintu K, dan Pintu 2.
Seluruh area yang dipergunakan untuk PRJ adalah 44 hektar, mencakup 13 zona pameran dan sarana prasarana lain seperti tempat parkir dengan kapasitas lebih dari 9.000 mobil dan 25.000 sepeda motor, masjid, danau, dan lain-lain. Panitia menyediakan musholla di setiap hall yang digunakan untuk pameran. Arena PRJ Kemayoran juga memiliki lebih 63 titik toilet dan 30 titik toilet portabel untuk pengunjung PRJ 2010, dengan jumlah total urinoir mencapai lebih dari 800 buah.***
Sumber : http://www.jakartafair.biz/Pantai Kiluan, Video Tarian Lumba-Lumba (Dolphin's Dance)
Backpacker di Semarang: City Tour Tips - Part II

Info yang gue peroleh ternyata kendaraan yang melintasi klenteng tersebut amat jarang, setelah bertanya dengan Pak Polisi, gue disarankan untuk menggunakan Taksi. Ternyata untuk menuju ke daerah Gedung Batu hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit. (dengan ongkos taksi Rp 15rb). Tiba di lokasi, tampak dari luar klenteng ini tampak seperti rumah ibadah lazimnya. Untuk masuk ke dalam di kenakan tarif Rp 3rb (untuk Turis Lokal) atau Rp10rb (untuk Turis Asing). Sekedar informasi, Klenteng ini dibangun oleh seorang utusan dari Tiongkok yang bernama Sam Poo Tay Djien dalam lawatannya ke Semarang dari rangkaian kunjungannya ke negara-negara Asia. Jujur ini merupakan tempat wisata terbaik selama kunjungan 2 hari gue di semarang. Klentengnya begitu indah karena setiap aspek ornamen-ornamen interior dan eksterior begitu kental nuansa Tiongkok dipadu dengan bentuk atap joglo. Mungkin gue salah satu orang yang terbilang beruntung, karena diizinkan untuk memasuki dalam klenteng tanpa dipungut biaya hehehehe seharusnya untuk memasuki ke dalam klenteng dipungut biaya lagi sebesar Rp 20rb untuk turis lokal atau Rp 30rb untuk Turis asing. Bagi yang tidak ingin berfoto di dalam klenteng, diizinkan untuk menikmati dari sisi luar bangunan klenteng alias di halamannya saja (umumnya dilakukan turis lokal). Sisi halaman klenteng sudah sangat indah untuk mengabadikan gambar, di tempat ini kita bisa berfoto dengan beraneka ragam patung termasuk patung Laksamana Cheng Hoo yang konon beragama Islam atau sekedar berfoto dengan latar belakang Klenteng dan miniatur Kota Terlarang.









Masih tersisa 2-3 jam untuk mengunjungi satu objek wisata lagi di Kota Semarang sebelum Argo Anggrek menjemput pulang menuju

Backpacker di Semarang: City Tour Tips - Part I
Undangan diperoleh, Serta merta tiket kudu dipesan, suatu hal yang langsung terpikir di otak gue. Sebuah rencana harus disusun sebaik mungkin agar mengunjungi hajatan sahabat di Ungaran Kabupaten Semarang dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Efektif, no problem, yang jadi inti permasalahan adalah bagaimana membuat perjalanan ini menjadi lebih efisien, mengingat gue enggak tau sama sekali Semarang (maklum Sumatranese). Pilihannya tinggal dua, yakni mengunjungi Semarang dengan menggunakan Pesawat Terbang atau Kereta Api. Setelah menelpon call center maskapai sana-sini, menimbang-nimbang, membandingkannya, keputusan sudah bulat yakni menggunakan KA, disamping lebih murah, perjalanan yang direncanakan selepas pulang kerja di jumat malam, terasa pas dengan jadwal resepsi. Rencananya gue akan menginap di KA dengan harapan bisa tidur nyenyak di atas KA. Masalahnya, apa bisa gue tidur nyenyak selama perjalanan, tak ayal tiket Argo Bromo Anggrek tujuan Gambir-Tawang Semarang seharga 265rb harus sudah dibeli dengan pertimbangan kursi bisa direbahkan dan tidur nyaman dibawah hembusan AC.


Setelah kembali segar selepas mandi pagi, penyisiran sudut-sudut kota tua dilanjutkan. kurang dari 1 km berjalan kaki, tibalah di tujuan pertama yakni Gereja Blenduk. Desain arsitektur gereja ini sangat kental dengan nuansa kolonial berbentuk heksagonal. Disebut dengan Gereja Blenduk karena bentuk kubahnya yang bewarna terakota berupa setengah bola yang seakan-akan 'mblenduk'. Nuansa taman tepat di depannya terasa seperti bukan di Indonesia, jika anda yang pernah mengunjungi Kota Perth Ausie, mengunjungi lokasi ini seakan-akan bernostalgia dengan Fremantle WA Australia. Taman ini dikelilingi bangunan-bangunan kuno berasitektur spesifik kolonial yang masih amat terawat.








Sedikit berjalan ke arah barat dari depan Gereja Blenduk, tibalah di terminal kecil dipinggir kanal dan jembatan. Jurus tanya dimainkan, next destination is Masjid Agung Jawa Tengah yang amat tersohor itu. berdasarkan jawaban-jawaban yang cenderung beraneka-ragam, akhirnya jatuh pada jawaban mayoritas yang mengatakan bahwa untuk menuju ke sana harus tiga kali menyambung angkot. Angkot yang pertama, bewarna orange dengan tujuan jurusan ke arah jl.Cipto-Citarum, turun di Perempatan Milo dengan ongkos 2rb kemudian dilanjutkan dengan angkot bewarna kuning jurusan Penggaron-Telogo sari no. 33 byr Rp.3.000 turun di Pom bensin MAJT, terus nyambung lagi ke arah dalam. Kebetulan supir angkot pertama yang gue naikin, bilang kl dia bersedia mengantarkan sampai ke Masjid Agung Jawa Tengah asalkan membayar Rp. 15.000 secepat kilat langsung gue iyakan :) 

Setelah membayar ongkos angkot sebesar 15rb, turun tepat di depan pelataran Masjid Agung Jawa Tengah. Tampak sebuah Masjid dengan arsitektur sangat megah di atas tanah yang sangat luas. Setiap tamu disambut dengan kolam air-mancur yang indah. Masjid ini dihiasi dengan gerbang bertuliskan kaligrafi ayat-ayat suci. Banyak item-item unik di dalam lingkungan masjid yakni Beduk berukuran raksasa, enam payung berukuran raksasa yang bisa membuka dan menutup dengan sistem hidrolik (hanya ada 2 di dunia, satunya lagi diadopsi di Masjid Nabawi), dan Menara Asmaul Husna setinggi 99 meter.

Ungaran menyimpan potensi alam yang sangat indah, namun sayangnya letak antar objek wisata lumayan berjauhan, tak ayal gue memutuskan untuk mengunjungi satu saja objek wisata yang letaknya paling dekat dari lokasi Resepsi (gedung DPRD Ungaran) yaitu Pagoda Kwan Im yang terletak di komplek Vihara Budha Gaya Watugong. Letaknya tepat di depan Makodam IV/Diponegoro Semarang. Untuk menuju lokasi ini dapat langsung dari kota Semarang, menggunakan bus berukuran sedang bewarna merah tujuan Semarang-Ungaran yang melintasi Tugu Muda dengan ongkos 3rb. Jika dari arah Ungaran seperti yang gue lakukan, dari depan Sate Pak Kempleng di Jl. Diponegoro harus menyambung angkot 2 kali, angkot pertama bercat kuning menuju pasar ungaran dilanjutkan dengan angkot bercat kuning juga berhenti tepat di depan Makodam Jl. Perintis Kemerdekaan dengan ongkos 2rb. Memasuki objek wisata ini tidak dikenakan biaya, asalkan izin terlebih dahulu di pos keamanan. Hal menarik yang ada di Vihara ini, pastinya adalah Pagoda mengingat sangat jarang menemukan pagoda di Indonesia. Pagoda ini memiliki tinggi 39 meter dengan patung sang Budha bewarna keemasan di dalamnya. Patung Dewi Welas Asih berdiri tegak didepan pagoda menghadap ke arah Kota Semarang. Arsitektur dari pagoda ini sangat indah dan kaya ornamen khas Negeri Tiongkok, sampai-sampai banyak yang mengira foto-foto yang gue ambil disini, bukan di Indonesia. Selain Pagoda, terdapat juga Patung Sang Budha yang sedang tidur berukuran raksasa, kolam teratai, Vihara, dan sarana bermain anak. Kabarnya, di lokasi ini akan dibangun Patung sang Budha tertinggi di Indonesia dengan tinggi 36 m.





Ctt: Tarif 2010
